Ribuan Umat Hindu Menghadiri Prosesi Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan
Ribuan umat Hindu dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti dengan khidmat prosesi Tawur Agung Kesanga di kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, Yogyakarta, Jumat (28/3/2025). Upacara untuk menyambut peringatan Hari Suci Nyepi tahun Saka 1947 ini dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI Prof. Dr. Drs I Nengah Duija, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X dan sejumlah pejabat daerah lainnya.
Dalam puncak upacara itu umat Hindu dari berbagai penjuru tanah air berkumpul di Candi Prambanan untuk menyucikan alam semesta menjelang momen sakral Hari Suci Nyepi. Adapun di tahun ini, Tawur Agung Kesanga mengangkat tema ‘Manavaseva Madavaseva Mewujudkan Indonesia Emas 2045’ yang berarti Melayani manusia sama dengan melayani Tuhan.
Ketua Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1947/2025M, Gede Narayana pada Jumat (28/03/2025) di kompleks Candi Prambanan, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran seluruh rangkaian perayaan Nyepi tahun ini.
Ia menegaskan bahwa perayaan Nyepi bukan sekadar ritual tahunan umat Hindu. Namun juga momentum refleksi diri, penyucian alam, serta peningkatan kesadaran spiritual dan sosial di tengah kehidupan bermasyarakat.
Dalam sambutannya, Gede Narayana menuturkan bahwa perayaan ini mengandung makna spiritual yang mendalam.
“Perayaan Nyepi tahun ini mengusung tema ‘Manawasewa Madhawasewa: Mewujudkan Indonesia Emas 2045’, yang menekankan bahwa pelayanan kepada sesama sejatinya merupakan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya pada Jumat (28/3/2025).
Di hadapan Wapres, Gede Narayana juga menjelaskan berbagai rangkaian kegiatan dalam perayaan Nyepi 2025, yang tidak hanya bersifat ritual keagamaan tetapi juga mengandung unsur sosial dan lingkungan.
Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Wisnu Bawa Tenaya, menjelaskan bahwa perayaan Nyepi diawali dengan Upacara Melasti yang bertujuan menyucikan diri secara jasmani dan rohani melalui penerapan Tri Kaya Parisudha untuk menjaga kesucian pikiran, ucapan, dan tindakan.
“Tawur Agung Kesanga merupakan ritual Bhuta Yadnya yang bertujuan menyeimbangkan unsur-unsur Panca Mahabhuta, yakni Pertiwi (tanah), Apah (air), Bayu (udara), Teja (api), dan Akasa (ruang). Upacara ini melambangkan penyucian alam semesta sebelum memasuki Hari Suci Nyepi,” ungkap Wisnu.
Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa Nyepi bukan sekadar tradisi, melainkan sarana introspeksi dan pengendalian diri melalui Catur Brata Penyepian. Keempat prinsip tersebut meliputi Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api atau penerangan), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan). Tujuannya adalah mencapai keseimbangan spiritual serta harmoni dengan alam semesta.
“Setiap Hari Suci memiliki makna mendalam, yakni sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan kualitas penyucian diri. Dengan memahami nilai-nilai filosofis dalam ajaran Hindu, umat dapat semakin memperkuat Sradha Bhakti serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” pungkasnya.

Memasuki usia ke-45 tahun, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko atau InJourney Destination Management mengajak masyarakat luas untuk turut merayakan momen spesial ini melalui serangkaian promo menarik di destinasi Taman Wisata Candi. Di tanggal 15 Juli 2025, IDM menghadirkan promo akses gratis di tiga destinasi heritage unggulan, yaitu Taman Wisata Candi Borobudur, […]

Semarak lantunan nada, budaya, di situs Warisan Dunia Candi Prambanan kembali bergema di perhelatan Prambanan Jazz Festival. Menginjak tahun perayaan ke-11, Prambanan Jazz Festival (PJF) 2025 menggaungkan tema Sebelas Selaras sebagai peneguhan posisinya sebagai salah satu konser musik yang bukan hanya memiliki latar belakang terindah di dunia, namun juga memberi dampak yang substansial dan bermakna, […]