PT TWC Tunggu SOP Naik Ke Candi Borobudur dari Kemendikbudristek
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko hingga saat ini masih menunggu prosedur standar operasi (SOP) terkait kunjungan wisatawan di bangunan candi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. SOP ini nantinya akan menjadi acuan untuk pelaksanaan kunjungan wisatawan saat candi sudah dibuka.
Wakil Sementara General Manager Unit Borobudur dan Manohara, Pujo Suwarno, mengatakan, saat ini, pihaknya baru bisa merespons rencana pembukaan kunjungan di bangunan candi setelah mendapatkan prosedur standar operasi (SOP) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. SOP inilah yang saat ini ditunggu untuk menjadi dasar pertimbangan penentuan kebijakan selanjutnya terkait kunjungan wisatawan di candi.
Pujo Suwarno memastikan, apa pun isi dari SOP tersebut, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko tetap mendukung upaya pelestarian Candi Borobudur.
”Kami tetap mendukung segala upaya yang dilakukan demi melindungi dan menjaga kelestarian bangunan candi,” ujar Pujo yang juga menjabat sebagai VP Marketing and Sales PT TWC, Kamis (1/9/2022).
Pujo menambahkan bahwa tetap ada wisatawan yang kecewa dan tidak jadi berkunjung ke TWC Borobudur karena tidak bisa naik ke atas Candi Borobudur. Namun demikian, jumlah wisatawan semacam itu sudah relatif sedikit karena kebanyakan dari mereka sudah bisa memahami alasan penutupan bangunan candi dan merasa cukup nyaman untuk berwisata di halaman candi saja.
“Sejauh ini tetap ada wisatawan yang kecewa dan tidak jadi berkunjung setelah mengetahui belum bisa berjalan-jalanan di bangunan candi,” lanjutnya.
Rata-rata jumlah kunjungan di Taman Wisata Candi Borobudur saat ini sekitar 2.500 orang per hari di hari biasa dan mencapai hingga 6.000 orang per hari di akhir pekan. Mereka tersebar di zona II kawasan TWC untuk menikmati sejumlah fasilitas, seperti Museum Borobudur, Museum Samudraraksa dan lainnya.
Sementara itu, Rencana pembukaan kembali bangunan Candi Borobudur untuk kunjungan studi atau ibadah diperkirakan tidak akan berdampak signifikan pada peningkatan jumlah wisatawan. Pelaku wisata di kawasan Borobudur memprediksi hal itu tidak akan berdampak karena jumlah wisatawan dengan tujuan khusus relatif sedikit dan sangat terbatas.
Dengan kondisi tersebut, maka pembukaan bangunan Candi Borobudur akan menciptakan situasi yang sama seperti saat bangunan candi ditutup, seperti yang terjadi saat ini.
”Pembukaan Candi Borobudur untuk kunjungan studi atau ibadah tidak akan berdampak apa-apa karena kebanyakan wisatawan yang datang (ke candi) biasanya hanyalah kelompok pengunjung tanpa tujuan yang biasanya hanya ingin berwisata dengan jalan-jalan dan berfoto-foto di candi saja,” ujar Ketua Komunitas VW Cabrio Borobudur, Prana Aji.

InJourney Destination Management mengikuti agenda Wonderful Indonesia Business Matching (WIBM) di Tiongkok dan Korea Selatan. Kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia ini bertujuan untuk memperkuat promosi pariwisata Indonesia ke pasar wisatawan di Asia Timur, terutama di Tiongkok dan juga Korea Selatan. Wonderful Indonesia Business Matching (WIBM) dengan kampanye Go Beyond Ordinary ini menghadirkan […]

InJourney Destination Management berhasil meraih dua kategori penghargaan di ajang TOP Government, Risk and Compliance (GRC) Awards 2025 di Hotel Raffles Jakarta, Senin (8/9/2025). Di tahun ini, IDM berhasil meraih penghargaan dalam kategori TOP GRC Awards 2025 #STAR 4 dan THE MOST COMMITTED GRC LEADER 2025 untuk Joel Siahaan selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko […]