PT TWC Gandeng Bumdesma dan Dekranasda Magelang untuk Pemberdayaan Masyarakat Borobudur
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) bersama dengan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) “Borobudur Manunggaling Rasa” dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Magelang melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Penyediaan Sarana Pendukung bagi Wisatawan Candi Borobudur sekaligus dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Candi Borobudur, Senin (20/3/2023).
Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan langsung oleh Direktur Operasi dan Pengembangan Infrastruktur PT TWC Mardijono Nugroho, Ketua Dekranasda Kabupaten Magelang, Christanti Zaenal Arifin dan Ketua BUMDesma Borobudur Manunggaling Rasa Noeryanto, di Manohara Borobudur Study Center, Magelang, Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Direktur Operasi dan Pengembangan Infrastruktur PT TWC menyampaikan bahwa PT TWC mendapatkan amanah khusus dari Kementerian BUMN untuk membangun ekosistem Borobudur melalui kolaborasi dengan masyarakat dan stakeholders sekitar Borobudur.
“Semangat yang ingin kami bangun adalah kolaborasi dan eksplorasi, mengingat ada nilai-nilai regulasi Visitor Management baru untuk kunjungan naik monumen Candi Borobudur, salah satunya dengan menggunakan alas kaki khusus/Upanat,” ungkap Mardijono dalam sambutannya.
Pengelolaan kawasan Candi Borobudur sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) perlu adanya sinergi bersama antar stakeholders tidak hanya dalam sisi pariwisatanya, namun juga termasuk dalam pengembangan nilai kebermanfaatan sosial dan ekonomi bagi sekitar kawasan. Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan ekosistem kawasan Borobudur yang menyeluruh.
Pada kesempatan itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Magelang, Christanti Zaenal Arifin menyampaikan bahwa melalui penandatanganan nota kesepahaman ini selaras dengan visi misi Dekranasda Kabupaten Magelang yaitu pemberdayaan pengrajin Kabupaten Magelang dari hulu ke hilir. Hal ini pun disambut baik, dan harapannya dapat berdampak positif bagi banyak pihak.
“Berbagai pelatihan telah dilaksanakan, salah satunya terkait Upanat, yang melibatkan 100 pengrajin sandal Upanat, dengan tujuan menghasilkan Upanat sesuai standar yg ditetapkan. Melalui Nota Kesepahaman ini, dapat mengakomodir semua kepentingan para pihak, melalui sinergi dan kolaborasi berbagai pihak, yang diharapkan dapat membawa manfaat dan dampak positif bagi lingkungan masyarakat sekitar.” terang Christanti.

Destinasi Keraton Ratu Boko yang berada di perbukitan wilayah Prambanan, Sleman, dengan topografi yang beragam dan suasana alam yang masih asri dengan pepohonan yang rindang menjadi khas tersendiri dari cagar budaya yang diperkirakan dibangun di masa pemerintahan Rakai Panangkaran (746-784 M) dari Wangsa Syailendra. Nuansa alami di bangunan cagar budaya ini yang menarik Yayasan Taman […]

Candi Prambanan menjadi salah satu titik kunjungan peserta Asia-Europe Cultural Diplomacy Lab 2025 (ASEF LinkUp) pada Jumat (20/6/2025). Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Kebudayaan RI, dengan dukungan dari berbagai lembaga, antara lain Keraton Yogyakarta, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan InJourney Destination Management. Peserta yang merupakan pelaku […]