download

Kolaborasi IDM & BPKP DIY Perkuat Good Corporate Governance

3 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau InJourney Destination Management berkolaborasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DI Yogyakarta mengadakan Bimbingan Teknis Manajemen Risiko, Good Corporate Governance (GCG), dan Kapabilitas Satuan Pengawasan Internal (SPI) di Ruang Rapat Ratu Boko, dari tanggal 19-21 Juni 2024.

Bimtek Manajemen Risiko, Good Corporate Governance yang diikuti oleh seluruh divisi kerja bertujuan meningkatkan kepatuhan lini bisnis terhadap perundangan serta melakukan mitigasi risiko yang bisa menghambat visi, misi, tujuan, dan sasaran maupun target perusahaan.

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & SDM InJourney Destination Management Mohamad Nur Sodiq bersama Kepala Perwakilan BPKP DIY Setya Nugraha. Dalam sambutannya, Mohamad Nur Sodiq mengatakan bahwa tujuan dari pelatihan ini untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi tentang pentingnya manajemen risiko, Good Corporate Governance (GCG) dan peningkatan kapabilitas SPI.

“Pemahaman seluruh insan IDM perlu ditingkatkan karena kami melihat bahwa implementasi GCG, risk management, dan compliance itu adalah sesuatu yang sifatnya wajib dan sangat prinsipil untuk landasan operasional bisnis kita,” jelasnya.

Mohamad Nur Sodiq menekankan tentang pentingnya penerapan good governance yang baik terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Bukan hanya sekedar pemenuhan regulasi saja, kebutuhan Governance, risk management, and compliance merupakan hal mutlak untuk menghadirkan profesionalitas kerja.

“Untuk implementasi dari keseluruhan proses terkait dengan GRC, kita baik, tapi belum membuat puas. Hal-hal terus kita perbaiki, kita tata semua, infrastruktur, sistem, dan nanti akan di-backup dengan digitalisasi berbasis IT system,” terangnya.

Kepala Perwakilan BPKP DIY Setya Nugraha menyebutkan ada dua tipe risiko, downside risk dan upside risk. Downside risk merupakan risipi yang menggagalkan pencapaian tujuan. Sementara upside risk adalah risiko yang perlu diambil dan berdampak positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

“Upside risk ini harus kita tangkap. Kalau peluang-peluang investasi dibiarkan, bukan hanya tujuan tidak tercapai, tapi TWC tidak akan lebih bersinar lagi. Ini yang mungkin perlu kami highlight. Jadi, untuk upside risk ini, kita juga harus execute, bukan dimitigasi lagi,” jelasnya.

Sementara itu, Corporate Governance & Risk Management Group Head Cahyo Sunarko mengatakan bahwa pelaksanaan penerjemahan risiko dan kapabilitas SPI sendiri sudah pernah dilaksanakan oleh IDM. Pelaksanaan bimtek kali ini, diharapkan bisa menambah kapabilitas, meningkatkan kompetensi serta profesionalitas kinerja karyawan.

“Melalui bimtek ini, nantinya akan meningkatkan scoring index dan tentunya pemahaman seluruh insan di IDM terhadap manajemen risiko, GCG maupun kapabilitas SPI. Kepada tim dari BPKP DIYterima kasih karena membantu kami dalam rangka peningkatan manajemen risiko, GCB dan kapabilitas SPI untuk lebih meningkatkan cara pandang dalam meningkatkan tujuan IDM,” pungkasnya.