Seribu Wanita Berkebaya Meriahkan Perayaan Hari Kebaya Nasional di Candi Borobudur
Taman Wisata Candi Borobudur menjadi saksi kemeriahan peringatan perdana Hari Kebaya Nasional bertajuk 1000 Wanita Berkebaya pada Rabu (24/7/2024). Sekitar 1500 perempuan dari 42 organisasi berkumpul untuk merayakan kebaya di destinasi Warisan Budaya Dunia.
Kegiatan perdana ini tercatat sebagai rekor baru Museum rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai acara Perempuan Bangga Berkebaya Terbanyak di Candi Borobudur. Peserta yang berkumpul menggunakan kebaya dengan berbagai gaya dan varian juga membagikan kebaya kepada pedagang di borobudur serta melepaskan burung merpati sebagai bentuk pengharapan terhadap pelestarian kebaya di masa depan.
Inisiator acara yang juga sebagai Ketua Hari Ibu KOWANI Wiendu Nuryanti mengatakan para perempuan yang berkumpul di pelataran Candi Borobudur ini berkumpul dan disatukan melalui gerakan bangga berkebaya sebagai wujud tindaklanjut penetapan peringatan Hari Kebaya Nasional tiap tanggal 24 Juli.
Kegiatan Borobudur Bangga Berkebaya merupakan salah satu partisipasi pada kegiatan Kebaya Goes to UNESCO yang kini tengah diprogramkan pemerintah. Kegiatan ini sebagai salah satu langkah partisipasi dalam memperoleh pengakuan kebaya sebagai warisan budaya tak benda dan sebagai bukti bahwa kebaya memperoleh dukungan luas dan terus berkembang mewarnai khazanah busana dunia.
“Bung Karno mengadakan pertemuan di Istora Senayan dihadiri 6 ribu lebih wanita berkebaya. Di situ kita meletakkan kebaya sebagai warisan budaya Indonesia. Hari ini tepat pada momen Hari Kebaya Nasional yang pertama, kita melakukan peringatan, selebrasi, penghargaan diikuti 1500 wanita yang bangga berkebaya. Kami berharap bahwa kebaya bisa lestari dan terus bergerak bersama peradaban perempuan Indonesia,” terangnya.
Direktur Perlindungan Kebudayaan, Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti, yang hadir dalam acara mengatakan kebaya harus bisa diwariskan ke generasi selanjutnya sebagai bentuk keberlanjutan. Bagaimana nantinya paska penetapan oleh UNESCO, menurut Irini, semua elemen bangsa harus bisa menjaga keberlanjutan kebaya di Indonesia.
“Kita harus tetap berbusana dan menghidupkan ekosistem secara positif. Bagaimana kebaya menghidupkan pengrajinnya dan semua elemen yang terlibat dalam pembuatannya. Memperingati Hari Kebaya ini menjadi momen motivasi perempuan Indonesia melanjutkan warisan budaya Indonesia. Kita bersama menjadi perempuan maju bagi Bangsa Indonesia,” jelasnya.
Direktur Komersial Hetty Herawati mendukung penuh penyelenggaraan yang sangat spesial tersebut, karena Borobudur dengan sejarah luar biasanya menjadi saksi peristiwa bersejarah peringatan Hari Kebaya Nasional pertama Indonesia. Ia berharap kebaya bisa terus lestari dan diwariskan dengan baik dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Candi Borobudur dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan salah satu warisan budaya dunia. Dengan menyerukan budaya berkebaya di lokasi tersebut, harapannya dapat semakin meningkatkan kecintaan terhadap warisan budaya dunia, termasuk kebaya,” pungkasnya.

Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah mengikuti upacara Apihoma Catur Kiblat Borobudur di lapangan Kenari Candi Borobudur, Sabtu (28/6/2025). Kegiatan ini dilakukan oleh Majelis Agama Buddha Tantrayana Zhenfozong Kasogatan Indonesia bersama Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia.kembali menggelar Upacara Apihoma Catur Kiblat di Candi Agung Borobudur pada Sabtu, 28 Juni 2025. Acara diawali dengan […]

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau InJourney Destination Management bekerja sama dengan PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) menghadirkan pelatihan InJourney Hospitality House (IHH) bagi 120 pelaku usaha di Kampung Seni Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dari tanggal 24–26 Juni 2025. Pelatihan intensif selama tiga hari ini merupakan […]