Kolaborasi Kampanye Gerakan Perlindungan Anak di Kabupaten Sleman
InJourney Destination Management berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menghadirkan Gerakan Bersama Perlindungan Anak (Geber Penak) tahun 2024 di Museum Candi Prambanan, kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, Kamis (19/12/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh 270 siswa-siswi SMP/SMA di Kapanewon Prambanan, Kalasan, Berbah dan forum anak di Kabupaten Sleman ini melakukan upaya pencegahan perilaku menyimpang remaja dengan fokus salah satu penyebab yaitu masalah kesehatan mental
Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Susmiarto mengatakan bahwa program Geber Penak ini merupakan upaya-upaya dari pemerintah untuk menjadikan Sleman sebagai wilayah ramah anak. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sleman menggalakkan beberapa program untuk mewujudkan Kabupaten Sleman yang sehat lahir batin, maju, unggul, dan berprestasi.
“Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan fisik dan mental yang menyasar kelompok anak dan remaja di Sleman. Selain itu, berbagai program sudah dilaksanakan seperti pencegahan stunting, bina keluarga balita, bina keluarga remaja, hingga bina keluarga lansia dengan tujuannya adalah menjadikan Sleman rumah bersama,” jelas Susmiarto.
Susmiarto menerangkan generasi muda merupakan kunci pembangunan di masa depan serta keberlanjutan pemerintahan di Sleman. Pemerintah sudah menetapkan program Indonesia Emas di 2045 sehingga harus benar-benar dipersiapkan mulai dari sekarang.
“Salah satu kuncinya juga mengurangi angka kekerasan dan melakukan perlindungan terhadap anak. Berbagai upaya sudah dilakukan mulai dari kabupaten ramah anak, sekolah ramah anak dengan tujuan agar Sleman jadi rumah bersama,” katanya.
Temuan Dinas P3AP2KB dari masing-masing 50 sampel peserta didik di 6 sekolah setingkat SMP dan SMA yang tersebar di Kapanewon Berbah, Mlati, Moyudan, Tempel, dan Moyudan, ada bermacam kenakalan remaja yang berhasil diidentifikasi dan ditindaklanjuti. Jenis kenakalannya antara lain merokok, minum minuman beralkohol, kekerasan di jalan, balap liar, vandalisme, perundungan, sampai pornografi dan judi online.
Menurut Kepala Dinas P3AP2KB Wildan Solichin, temuan tersebut ditindaklanjuti dengan langkah kuratif dan rehabilitatif melalui pendampingan guru BK, pendampingan psikolog dari puskesmas, sampai membawa siswa ke Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja.
“Temuan itu juga mendapatkan kesimpulan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja adalah tidak adanya komunikasi yang berkualitas antara orangtua dengan anaknya. Perilaku menyimpang pada remaja memerlukan perhatian dari segala pihak baik dari pihak sekolah maupun orang tua. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan terhadap orang tua terkait perlunya membangun parenting yang efektif dan berkualitas,” jelas Wildan.
Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional DIY Mustikaningtyas mengatakan remaja sering berada dalam emosi yang tidak stabil, hal ini dikarenakan remaja dalam masa transisi dari anak–anak menuju dewasa.
“Remaja sering mengalami beberapa tekanan mental seperti tekanan sosial, akademik, dan emosional. Hal ini jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi faktor remaja untuk melakukan kegiatan menyimpang,” jelas Mustikaningtyas.
Kesehatan mental yang diderita remaja didominasi oleh faktor cemas dan depresi. Cemas dan depresi akan berbeda penampakannya ketika dialami oleh remaja dibandingkan dengan orangtua. Tyas mengatakan remaja yang mengalami cemas dan depresi akan menampakkan perilaku tidak nyaman atau sensitif. Kondisi ini perlu mendapat perlakuan khusus seperti membangun mental remaja yang tangguh.
“Contohnya ketika dimarahi orang tua, remaja cenderung berani menjawab. Untuk kondisi seperti ini sebaiknya remaja dianjurkan untuk menenangkan diri terlebih dahulu kemudian memberikan respon yang lebih baik lagi,” lanjutnya.
GM Prambanan & Ratu Boko Ratno Timur mengatakan bahwa gerakan perlindungan anak ini merupakan tugas bersama dan bersifat kolaboratif oleh berbagai pihak. Melalui gerakan bersama ini, diharapkan semua anak bisa merasa terlindungi dan menggali potensi yang ada dirinya untuk menjadi generasi emas bangsa Indonesia.
“Kolaborasi gerakan bersama perlindungan anak ini menjadi program tanggung jawab bersama, baik dari keluarga, lingkungan rumah, sekolah bersama-sama melindungi anak. Harapannya semua anak muda kita bisa menjadi penerus generasi bangsa,” jelasnya.
Anggota Forum Komunikasi Pengurus OSIS Kabupaten Sleman Vanessa Kalan Maharani mengatakan melalui Gerakan Bersama Perlindungan Anak ini dirinya belajar mengenai fenomena-fenomena perilaku menyimpang remaja seperti dirinya. Dirinya juga memandang kerja sama antar pihak untuk mendukung gerakan perlindungan anak ini perlu didukung oleh banyak pihak.
“Pembelajaran ini tidak hanya menambah pengetahuan, namun kami juga bisa untuk menambah wawasan untuk membantu teman, menemani mereka saat mengalami hal ini. Semoga hal ini bisa terus dilakukan dengan kolaborasi-kolaborasi berbagai pihak,” jelas siswa SMA I Sleman ini.
Dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2025, The Manohara Hotel Yogyakarta menghadirkan gala dinner spesial menyambut Tahun Baru Imlek bertema “Rayakan Tradisi, Sambut Keberuntungan”. Acara yang akan berlangsung pada tanggal 28 Januari 2025 di Ballroom The Manohara Hotel Yogyakarta ini menghadirkan pengalaman kuliner istimewa dengan cita rasa tradisional Tionghoa yang memadukan tradisi dan cita rasa […]
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC) atau InJourney Destination Management (IDM) menyerahkan bantuan untuk peningkatan fasilitas sarana pendidikan dan peribadatan di Yogyakarta. Bantuan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dalam rangka perayaan Natal BUMN Regional Yogyakarta diberikan kepada SD Bopkri Karangwaru 2 dan GKJ Medari Wilayah 2 Cebongan di Sleman, Yogyakarta. […]