IDM dan Gema Rasa Kolaborasi Pelestarian Budaya Jawa melalui Diaspora di Belanda
Upaya pelestarian budaya Jawa bisa sekaligus menjadi bagian penting mendukung promosi budaya tradisional Indonesia, terutama di luar negeri. Budaya Jawa yang kaya tradisi, seni, dan nilai-nilai luhur, memiliki daya tarik global dan dapat diperkenalkan kepada dunia melalui berbagai cara di luar negeri. Salah satunya melalui lokakarya yang diberikan kepada para diaspora di Belanda.
Inisiatif ini dihadirkan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau InJourney Destination Management yang berkolaborasi dengan Stichting Gema Rasa, organisasi pelestarian kebudayaan Jawa dengan anggota para diaspora yang berbasis di Belanda. Hal ini disahkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang kolaborasi seni pertunjukan dan promosi budaya Jawa di Belanda.
Direktur Komersial IDM Hetty Herawati bersama Ketua Stichting Gema Rasa Ference Wongsokario Nojotaroeno menandatangani MoU kolaborasi seni pertunjukan dan promosi budaya Jawa, di Rama Shinta Garden Resto, Sleman, Yogyakarta, Rabu (21/5/2025). Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya strategis memperkuat diplomasi seni tradisi budaya Indonesia dan memperluas jejaring pelestarian seni tradisi melalui keterlibatan komunitas diaspora, khususnya di negara Belanda.
“Kita telah mendiskusikan tentang kolaborasi yang potensial. Kami menyambut baik kerja sama dengan Gema Rasa yang selama ini konsisten mempromosikan budaya Jawa di Eropa. Kolaborasi ini diharapkan mampu menghadirkan pertunjukan seni berkualitas serta memperluas jangkauan program pelestarian budaya Indonesia ke tingkat global,” jelas Hetty Herawati.
Ketua Stichting Gema Rasa Ference Wongsokario Nojotaroeno mengungkapkan antusiasnya atas kolaborasi yang akan memberikan penguatan baik secara substansi maupun strategi dalam penyelenggaraan berbagai program seni budaya tradisi Jawa dengan sasaran masyarakat internasional, khususnya di Belanda.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat menghadirkan lebih banyak program edukatif dan pertunjukan seni yang mengangkat nilai-nilai budaya Jawa kepada masyarakat Belanda dan Eropa secara luas,” jelasnya.
Kolaborasi ini melingkupi komitmen kedua belah pihak untuk melakukan penjajakan kerja sama yang mencakup pengembangan talenta dengan penyelenggaraan workshop, pelatihan seni tradisional bagi generasi muda diaspora. Selain itu, dilakukan program ppengembangan seni pertunjukan dengan menggelar pertunjukan seni lintas negara yang mempertemukan seniman dari Indonesia dan Belanda.
Kerja sama ini juga menghadirkan program pendidikan budaya dengan menyusun modul pembelajaran budaya Jawa yang dapat digunakan di sekolah komunitas diaspora maupun institusi kebudayaan Eropa. Upaya promosi bersama juga dilakukan dengan berpartisipasi dalam festival budaya internasional, kampanye digital, dan penyelenggaraan pameran budaya secara kolaboratif.
“Kita juga berkolaborasi dengan Suriname karena kita lahir di sana, karena leluhur kami datang dari Jawa menuju Suriname. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mendukung pelestarian budaya, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik melalui pendekatan kultural yang inklusif,” lanjut Ference.
Stichting Gema Rasa merupakan yayasan nirlaba yang melestarikan kekayaan budaya Jawa melalui seni pertunjukan tradisional berupa gamelan dan tari klasik Jawa. Para anggotanya merupakan warga keturunan Jawa generasi keempat yang dahulu bermigrasi dari Pulau Jawa menuju Suriname dan saat ini menetap di Belanda.
Menurut Hetty Herawati, komunitas diaspora seperti Gema Rasa memainkan peran penting dalam menjaga keberlangsungan budaya leluhur dalam hal ini budaya Jawa di luar negeri. Gema Rasa juga secara konsisten menghadirkan pertunjukan seni tradisi seperti tari klasik, wayang orang, dan karawitan ke publik Eropa, sekaligus menyelenggarakan lokakarya untuk masyarakat umum dan diaspora muda.
“Hal inilah yang menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi budaya Jawa di panggung global. Sementara kami memiliki akses terhadap sumber daya seni budaya seperti Ramayana Ballet Prambanan. Perpaduan ini diharapkan bisa mendukung visi pelestarian sekaligus pengenalan budaya Jawa yang lebih terpadu,” lanjutnya.
Selain itu, melalui upaya kolaborasi ini diharapkan generasi muda diaspora tetap mengenali akar budaya asalnya. Kerja sama ini menjadi bagian dari solusi melalui program pendidikan budaya dan pertukaran seniman, Generasi muda diaspora dapat kembali terhubung dengan identitas budayanya, tidak hanya sebagai warisan, tetapi sebagai laku hidup yang terus menginspirasi.
“Pelestarian seni budaya tradisi adalah kerja sama lintas generasi dan lintas batas negara. Jejak budaya yang selama ini dipertahankan menjadi laku hidup yang menyatukan dan menghubungkan kembali ke tanah asal. Jejak-jejak langkah ini yang kita coba pertahankan melalui kerja sama ini. Semoga, generasi muda diaspora di sana masih terus mencintai budaya leluhurnya dengan terus melestarikannya,” pungkas Hetty Herawati.

Candi Prambanan yang dibangun oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan pada 850 Masehi masih menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Menurut data Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, Candi Prambanan menjadi tujuan wisata favorit di Kabupaten Sleman, bersama wisata alam Kaliurang dan wisata buatan Ibarbo Park. Menurut Data Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, […]

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon secara resmi meresmikan Borobudur Cultural Center (BCC) di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025). Peresmian ini merupakan rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron beserta Ibu Negara Brigitte Macron ke Candi Borobudur. Peresmian Borobudur Cultural Center (BCC) yang juga dihadiri langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis […]